Hari Jadi dukuh tempat kami tinggal sebentar lagi tiba. Perangkat desa sudah bersiap menyambut hari ulang tahun dukuh kami yang entah yang keberapa. Mereka sudah rrapat mengenai kegiatan apa saja yang akan kami lakukan. Apapun kegiatannya yang paling utama pasti acara pertunjukan Ketoprak. Oh itu sudah wajib hukumnya.
Konon, dari cerita para pendahulu kami, si Bahurekso pelindung desa kami yang tinggal di salah satu pohon di dekat sumur tua di sebelah utara kampung, selalu minta diadakan pertunjukan ketoprak jika hari jadi dukuh kami tiba. Jika tidak? Akan dipastikan, ia akan berbuat ulah macam-macam dan nantinya akan mencelakakan para penduduk desa.
Kami Lebay???
Oh, tidak. Kami tidak lebay. Kami bicara berdasarkan fakta. Dari hasil penelusuran amatir pembimbing kami didapat beberapa fakta yang bisa dibuktikan kebenarannya. (dari cerita para tetua yang hidup kala itu dan satu sama lain tidak ada perbedaan. Jadi bisa dijamin kebenarannya. Baca niru metode periwayatan hadits gitu ceritanya):
1. Pernah diadakan acara tanggapan pengajian dan mengundang salah satu Kyai untuk mengisi acara Gadeso. Beberapa hari kemudian ada salah satu penduduk desa seorang wanita berinisial S dikabarkan gila.
2. Pernah diadakan pertunjukan wayang kulit. Eh, dalangnya malah diceburin si jin penunggu desa ke sumur setelah sebelumnya dicekik dan tenggorokannya sampai benjol.
Berdasarkan fakta itulah, Pasti tahun ini pun acara utamanya akan ada ketoprak lagi.
Kalau udah gitu bisa dipastikan desa kami bakal ramai tuh. Hampir mirip seperti pasar malam. Apapun itu kami senang-senang aja. Kan jarang-jarang ada pertunjukan Ketoprak secara live di desa kami kalau tidak ada event Gadeso seperti ini.
Hanya satu hal yang membuat kami agak sedih. Kami kemungkinan besar, kami tak bisa ikut tampil dalam rangka partisipasi sumbangan anak-anak pada saat acara -H nanti dikarenakan acaranya gosipnya dimulai jam 8. Waktunya terlalu mepet soalnya.
Padahal kami ingin tampil untuk menunjukkan eksistensi kelompok kami setelah sebelumnya kami berhasil menjadi salah satu pengisi acara perpisahan kelas 6 lalu. Tapi ya Sutralah. Kami masih bisa memanfaatkan event lainnya kan?
Tau kah bagaimana asal usulnya?
BalasHapus